Dulu,
Dulu
sekali, ingatkah ketika hari dimana untuk pertama kalinya aku menyapa dunia
Senyuman
sederhana tersimpul manis dari pipi cantikmu, Umi...
Peluh
yang bercucur penuh di dahimu, tak lunturkan bahagia dan syukur dihari itu...
Lalu,
diperdengarkan adzan untuk ku, dalam dekapan hangat seseorang bernama Abi...
Yang
kini, ku kenal sebagai pejuang hebat lagi tangguh dan gagah...
Mungkin
ini sepenggal kisah
Awal
dari perjalananku bersama tarbiyyah
Memulai
hidup, dan menuai banyak hikmah
Dari
dalam dekapan Umi, hingga ke jalan dakwah
Satu
persatu ilmu kau ajarkan
Tentang
pahit getir perjuangan
Tentang
sebuah cita-cita dimasa depan
Tentang
ukhuwah dan kebersamaan
Sedari
dulu, kau tanamkan dalam jiwa-jiwa anakmu
Agar
menjadi manusia paling tangguh lagi patuh
Tangguh
dalam perjuangan
Patuh
terhadap aturan Allahurrohman
Sejarah
tak pernah dusta
Sejarah
tak pernah lupa
Tentang
tapak tapak yang kau tinggalkan
Tentang
jejak-jejak yang kau ukirkan
Sejarah
senantiasa mengabari kami tentang itu
Betapa
kokoh dan megahnya, bangunan bernama semangat dan pertahanan
Siang
malam berganti, badai dan terjangan ombak menghampiri
Tetap
saja tak mampu meruntuhkan kokoh perjuangan dan pengorbanan mu
Abi,
Umi,
Dengarkanlah
sejenak
Sebentar
saja aku ingin meminta maaf
Maaf
jika kelak, aku dan Garuda Keadilan, jauh lebih kokoh dimasa depan
Maaf
jika kelak, aku dan Garuda Keadilan, jauh lebih produktif dijalan perjuangan
Maaf
jika kelak, aku dan Garuda Keadilan, jauh melampaui harapan dan cita-cita yang
engkau doakan
Maaf
jika kelak, aku mulai sibukk dengan dakwah,
Atau
mulai sibuk dengan urusan ummah,
Atau
mulai sibukk dengan segala hal tentang tarbiyyah
Maafkanlah,
Abi, Umi
Semua
itu tak lain, karena kami ingin tetap membersamai mu, di Syurga Nya kelak...
Membersamaimu,
mengukir jejak-jejak sejarah...
Lalu,
biarkan aku sejenak menyapa mereka...
Sahabat-sahabat
perjuangan yang penuh semangat dalam berkarya
Garuda
Keadilan, di seluruh penjuru kota...
Kawan,
Ketika kita memiliki satu tujuan yang sama,
satu tujuan kebaikan, akan banyak batu kerikil
bahkan duri yang tajam akan menghujam.
Bertahanlah,
Sakit itu biasa. Perih itu memang luka.
Tapi di ujung sana, ujung yang masih jauh
disana
dan kita masih harus tertatih melangkah
kesana, ada Syurga-Nya yang manis,
Syurga-Nya yang nyata, Syurga-Nya yang tiada
dua.
Bertahanlah...
Aku tidak akan mengatakan bertahanlah sedikit lagi.
Aku tidak akan mengatakan bertahanlah sedikit lagi.
Karena kita sama sama tahu, jalanan itu masih
sangat panjang.
Bertahanlah sampai antrian maut menghampiri.
Karena menjadi "hanif" seperti sifat Nabi Ibrahim , tidaklah sekedar lurus.
Bertahanlah sampai antrian maut menghampiri.
Karena menjadi "hanif" seperti sifat Nabi Ibrahim , tidaklah sekedar lurus.
Melainkan lurus dan istiqomah disaat yang lain
tengah menyimpang bahkan ingkar...
Kita, teman seperjuangan. Saat perbedaan itu sebuah keniscayaan,
Kita, teman seperjuangan. Saat perbedaan itu sebuah keniscayaan,
selagi iman, dan aqidah kita bertumpu pada satu
Sang Pencipta Insan, Allahur Rohman,
maka doa adalah penguat dan pengukuh ukhuwwah
dan perjuangan...
Karya : Afifah Nusaibah
0 komentar:
Posting Komentar