AKU BERSAKSI, TIADA TUHAN SELAIN ALLAH

by 05.56 0 komentar



            Allah tuhan ku, tiada tuhan selain Allah. Siapa yang tidak hafal dengan Syahadat? Bahkan sejak duduk di bangku SD pun anak-anak sudah akrab dengan Syahadat. Laailaahaillallah, muhammadarrasulullah. Tiada tuhan selain Allah, muhammad adalah utusan Allah.
            Syahadat adalah rukun islam yang pertama. Kemudian sholat, puasa, zakat, dan haji bagi yang mampu. Syahadat tidak sebatas melafazhkan kalimat “Laailaahaillallah muhammadarrasulullah”, tetapi ia memiliki atsar atau cabang dalam pemaknaannya. Orang yang mengaku percaya bahwa tak ada tuhan selain Allah, maka ia akan mencintai Allah karena kepercayaannya. sedikit saja kepercayaannya itu hilang, maka akan berakibat pada sikap dan perilakunya.
Ketika mempercayai dengan kepercayaan yang benar bahwa tak ada illah selain Allah, maka seorang hamba akan senantiasa menerima aturan dari Rabbnya, seorang hamba akan dengan sukarela melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Rabbnya. Seperti itulah “iman” dalam agama ini.
            Tidak ada agama lain selain islam yang mampu menjelaskan tentang Tuhannya. Didalam agama Hindu, mereka memiliki kepercayaan tentang dewa-dewa yang tidak pernah bisa di terima oleh akal yang sehat penjelasannya. Didalam agama Kriten justru konsep tuhan adalah konsep yang “unik”, karena tidak mampu di jelaskan.
            Pemahaman manusia terhadap tuhannya akan mempengaruhi gaya hidup dan cara pandangnya. Dia yang faham bahwa tuhannya adalah Allah seperti yang berkali kali Al-Quran jelaskan, maka kehidupannya akan berdasarkan kehendak dan aturan Allah. Kefahaman terhadap ma’rifatullah bukanlah sekadar tau bahwa tuhan nya adalah Allah, tetapi ma’rifatullah adalah iman kepada Allah sehingga dengan keimanan yang kuat itu mampu menguatkan kepada rukun iman yang kedua hingga ke enam.
            Dari dahulu hingga sekarang ada orang-orang yang masih beranggapan bahwa Allah tidak ada, hanya karena mereka tidak dapat merasakan kehadiran Nya, tidak dapat melihat Nya dengan panca inderanya sendiri. Dengan alasan inilah mereka tidak mempercayai segala sesuatu yang ghaib. Padahal pada kenyataannya panca indera manusialah yang tidak mampu menjangkau sesuatu yang ghaib.       

Hanya dengan berbekal panca indera, mereka tidak akan dapat mengenal hakikat Allah yang sesungguhnya. Kemudian jika pencarian mereka soal “Tuhan” ini tak kunjung menuai jawaban, maka muncullah kepercayaan akan adanya dewa-dewa yang menguasai bumi, matahari, langit, air, udara dan lainnya. Selain itu adapula karena jenuh mencari namun tak jua berhasil lalu berkesimpulan bahwa Tuhan tidak ada. Pencarian tak tentu arah ini lalu menimpulkan sikap atheisme.
Segala seuatu di muka bumi dipandang dengan nalarnya semata. Inilah yang mereka anggap sikap ilmiyah dari pada harus mempercayai hal hal ghaib, mistik, takhayul dan sebagainya menurut mereka.
Akal manusia bisa jadi akan mampu mengenal keberadaan Allah melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya yang tersebar di seantero bumi. Namun karena mereka tidak mempunyai landasan atau pondasi keimanan, segala pengetahuan itu kemudian dijadikan diskursus ilmu semata.
Dari sini dapat di simpulkan bahwa mengenal Allah melalui panca indera dan juga akal harus selalu dalam iringan wahyu. Karena jika tanpa di dasari wahyu maka keimanan akan mudah tergoyahkan. Wallahua’lam.

*refrensi : http://trimssukron.blogspot.com/2013/05/marifatullah-mengenal-allah.html

           

afifah Nusaibah fifah

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar