Oleh : Afifah Nusaibah
*Mahasiswi LIPIA Jakarta
Indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim sebagai
penduduknya. Hal ini nampak dari ramainya perayaan hari hari besar Islam di
Indonesia. Nyaris semua stasiun televisi menyiarkannya, dan hal ini membuktikan
memang Indonesia di dominasi oleh penduduk beragama Islam. Islam masuk di
Indonesia bukan karena peperangan, melainkan perdagangan oleh bangsa timur
tengah yang menyebarkan dakwah islam melalui muamalah jual beli ke
negara-negara di Asia termasuk Indonesia. Maka lahirlah ulama-ulama serta guru
besar Islam di Indonesia, Buya Hamka salah satunya.
Tapi tak menafikan bahwa banyaknya muslim di Indonesia
belum mampu menampakkan bahwa negara ini benar-benar negara dengan mayoritas
penduduknya adalah muslim. Nyatanya, Islam kerapkali di jadikan bahan olokan
oleh penduduk negri ini, Islam kerapkali di landa tuduhan dan fitnah di negri
bernama Indonesia ini, bahkan mirisnya yang memberikan tudingan-tudingan kasar
terhadap Islam, yang juga bersikukuh melecehkan Agama Islam datang dari orang-orang
yang mengaku Muslim. Na’udzubillah. Model muslim seperti inilah yang hanya
memiliki label muslim di KTP nya, model muslim seperti inilah yang hanya
berislam untuk eksistensi dunia semata, tanpa sadar akan nyatanya adzab dari
Allah subhanahu wata’ala. Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 61 : “Apabila
dikatakan kepada mereka: "Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah
telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang
munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu.” Seperti
itulah seseorang yang mengaku dirinya muslim namun dengan giat nya memporak
porandakan ketenangan islam dan menghalangi orang-orang yang senantiasa
berjuang menegakkan Kalimatullah.
“Saya Islam karena orang tua saya Islam, dan saya lahir
di keluarga Muslim.” Ini bukanlah jawaban atas pertanyaan kenapa anda memilih
Islam. Kecuali jika usia anda belum mencapai usia baligh. Seorang muslim
yang taat akan senantiasa mencari jawaban kenapa ia berada didalam agama ini.
Ia akan senantiasa berfikir kenapa hatinya mantap dan tak goyah berada didalam
barisan ummat muslim yang kokoh. Dan dalam tadabburnya, kecintaan serta
pengetahuan keislamannya akan senantiasa bertambah.
Muslim yang berfikir atas jawaban kenapa ia memilih
islam, akan bertambah ketaatannya ketika ia mulai menemukan jawaban atas
pertanyaan tersebut. Sesungguhnya Islam adalah agama yang paling cocok dengan
hati naluri manusia. Didalam islam, hukuman bagi seseorang yang telah melakukan
pembunuhan akan dibalas dengan dibunuh, ini dinamakan dengan qishosh. Bayangkan
saat ini ketika seseorang bertanya kepada anda, “Hukuman apa yang layak
diberikan bagi orang yang dengan sengaja membunuh bapak anda?”. Tentu jawaban
terbanyak adalah “Dia harus dibunuh.” Begitulah islam mengatur hukum dan tata
cara hidup manusia. Islam lah yang paling mengerti akan keadaan manusia. Mulai
hal-hal yang kebanyakan manusia menganggap itu adalah hal yang sepele, namun
Islam membahasnya dengan sangat detail. Islam memperhatikan seluruh aspek
kehidupan manusia. Seorang miskin yang tak memiliki harta apapun, tak akan
kalah dengan si kaya yang bisa kapan saja dan dimana saja menginfakkan
hartanya. Si miskin masih bisa bersedekah dengan senyuman, si miskin masih bisa
bersedekah dengan perkataan-perkataan yang ma’ruf, si miskin masih bisa
bersedekah dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Indah nya Islam. Subhanallah.
Dan sesungguhnya, setiap yang terlahir kedunia ini
dilahirkan dalam keadaan suci. Maka orangtualah yang berperan menjadikannya
Islam, Yahudi, Nashrani atau Majusi. Akan tetapi manusia tak hanya dilahirkan
dalam keadaan suci, ia juga di ciptakan dengan sebaik-baik bentuk.
لَقَدْ
خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”(At-Tin : 4)
Maka
dari itu setiap manusia normal seharusnya mampu memilih dan memilah, mampu
mengetahui ilmu-ilmu yang ada pada alam, mampu membedakan, menentukan mana yang
benar dan mana yang salah, yang baik dan buruk, yang munkar dan ma’ruf, sama
hal nya ia dapat membedakan antara yang iman dan kafir. Menjadi muslim yang
mampu berkomitmen dengan segala konsep dan ketentuan dalam Islam, atau hanya
menjadi manusia yang memiliki label Islam di KTP belaka. Karena pada hakikatnya
sebelum ia terlahir kedunia manusia telah mengakui bahwa tuhan mereka adalah
ALLAH subhanahu wata’ala.
Allah
berfirman :
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن
ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ
بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ
إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ
”Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)", (Al-A’raf 172)
Dan masihkan mengingkari, bahwa sejak didalam rahim ibu
kita sudah mengakui serta mengimani bahwa Allah lah Rabb semesta alam, dan
diciptakannya kita (manusia) dimuka bumi ini tak lain adalah untuk beribadah
serta menggapai ridho Nya?
Refrensi :
Al Quranul Karim
Apa Bentuk Komitmen Saya Terhadap Islam,
Fathi Yakan.
ITJ Punya Cerita, Hafidz Ary
0 komentar:
Posting Komentar