Allah
subhanahu wata’ala memberikan sebuah karunia kepada hamba Nya di dunia.
Mukjizat yang tiada banding nya. Dengan mukjizat itu pula manusia mengimani
Rabb nya, serta memahami agamanya. Mukjizat tersebut adalah Al-Quran Al Karim.
Al Quran adalah kalam atau perkataan Allah yang di turunkan kepada Nabi
Muhammad Sholallahu ‘alaihi wassalam melalui Malaikat Jibril. Bukan karena
Allah tak mampu mewahyukan sendiri kepada Nabi Nya melainkan adalah Nabi Allah
sendiri yang tidak mampu menerimanya langsung melalui Allah. Bahkan dalam
sebuah riwayat dikatakan,
عنْ عَائِشَةَ أُمِّ
الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ، أَنَّ الْحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ سَأَل رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،
فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ ؟ فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: " أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ
صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي ، وَقَدْ
وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا
فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ
" ، قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
: وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ
الْبَرْدِ فَيَفْصِمُ عَنْهُ ، وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا .
Dari ‘Aisyah r.ha : Harits
bin Hisyam r.a pernah bertanya kepada Rasulullah saw, “Bagaimanakah caranya
wahyu turun kepada anda ya Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam?” Rasulullah
berkata, “Kadang-kadang wahyu itu datang kepadaku (kedengaran) seperti bunyi
loceng. Itulah yang sangat berat bagiku. Setelah bunyi tu berhenti, lantas aku
mengerti apa yang dikatakannya. Kadang-kadang malaikat menjelma seperti seorang
laki-laki datang kepadaku. Dia berbicara kepadaku dan aku mengerti apa yang
dikatakannya. Kata ‘Aisyah r.ha, “Aku pernah melihat Nabi saw, ketika wahyu
turun kepada beliau pada suatu hari yang amat dingin. Setelah wahyu itu
berhenti turun, kelihatan dahi Nabi saw bersimbah peluh.”
Dari hadits tersebut kita bisa
mengetahui bahwa turunnya wahyu kepada Rasulullah Shollallahu alaihi wasallam
bukanlah hal mudah atau ringan. Ketika wahyu itu turun seperti “Sholsholatil
jaros” atau bunyi lonceng, Rasulullah mengatakan itulah yang paling berat bagi
beliau. Oleh karena lemahnya manusia inilah, Allah menurunkan wahyu kepada
Rasul Nya melalui perantara malaikat Jibril ‘alaihissalam.
Lalu
apakah Al-Quran ini adalah makhluk Allah? Tidak, Al-Quran bukanlah makhluk
Allah. Al-Quran adalah kalam atau perkataan Allah, dan perkataan adalah salah
satu dari sifat Allah, dan sifat Allah bukanlah makhluk Allah. Al-Quran adalah
wahyu Allah, perkataan Allah, kabar dari Allah untuk seluruh makhluk Nya di
muka bumi ini. Apa-apa yang ada di Al-Quran adalah kebenaran yang dapat
dibuktikan kebenarannya. Dari urusan kehidupan dunia, hingga kehidupan setelah
kematian.
Allah menurunkan Al-Quran kepada
khootimul anbiya. Penutup para Nabi, yaitu Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi
wasallam. Salah satu kemukjizatan
Al-Quran adalah tidak ada satupun makhluk yang mampu membuat kalam, karya seni,
atau hal semacam lainnya yang mampu menandingi keindahan Al-Quran itu sendiri.
Allah berfirman dalam kitab Nya,
وَإِن
كُنتُمْ فِى رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا۟ بِسُورَةٍ مِّن
مِّثْلِهِۦ وَٱدْعُوا۟ شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
Dan jika
kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba
Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan
ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
(QS: Al-Baqarah Ayat: 23)
(QS: Al-Baqarah Ayat: 23)
Allah
menantang orang-orang yang mendustakan agama Nya, namun tidak ada satu
makhluknya pun yang mampu menandingi kemukjizatan Al-Quran. Dan setelah ribuan
tahun diturunkan, Al-Quran di zaman modern ini masih sama persis dengan
Al-Quran zaman Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam. Karena Allah telah
menjanjikan bahwa Allah akan menjaga Al-Quran ini sampai hari kiamat. Dan
barang siapa semasa hidupnya selalu berpegang teguh kepada Allah dan merujuk
kepada kitab Allah (Al-Quran) maka kelak Al-Quran akan datang kepadanya dihari
akhir memberikan naungan.
Apa
hikmah dibalik turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur? Tidak diturunkan
begitu saja? Hikmah nya adalah, memudahkan ummat Nabi Muhammad (ketika zaman
itu) untuk memahaminya, membacanya, serta menghafalnya dan mengamalkannya.
Sebagaimana kita tahu, bahwa zaman dulu sama sekali berbeda dengan zaman
sekarang yang semua serba bisa di jadikan sederhana. Tapi dengan begitu, para
sahabat yang hidup dizaman Rasulullah memiliki keunggulan tersendiri dalam
hafalan Al-Quran dan pemahamannya.
Maka,
berkaca kepada para sahabat yang dengan segala keterbatasan zaman mampu menjadi
khoiro ummah dan tauladan sepanjang masa, sudah seharusnya kita juga mampu
menjadi khoiro ummah seperti mereka. Dengan berbekal Al-Quran yang selalu Allah
jaga kesuciannya hingga akhir zaman, juga hadits-hadits Nabi dan berbagai
rujukan syariat lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar